Bayi diusia 50+ hari
BATUK PILEK
Kasihan anakku. Diusianya yg blm 2 bln, dia terserang batuk dan pilek. Bulan Desember 2011 dengan cuaca yang tak menentu (dalam 1 hari bisa hujan trus panas, hujan lagi trus panas berkali-kali) membuat bayiku terserang flu batuk L. Setiap dia batuk setelah menyusui, pasti muntah. Hal ini terjadi berkali-kali dalam 1 hari. Ditambah pilek yang menyumbat hidung membuatnya rewel. Setelah 2 hari menderita batuk dan muntah aku membawa anakku ke dokter anak.
Ternyata batuk pilek merupakan penyakin yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan oleh obat. Obat hanya dapat meringankan gejalanya saja. Kekebalan tubuh lah yang dapat menghentikan flu dan batuk. Oleh karena itu jangan sembarangan member obat kepada bayi, seperti member antibiotic, karena obat antibiotik dapat menurunkan kekebalan tubuh alami bayi. Apabila diberi antibiotic, bayi akan berkurang gejala flu batuknya tetapi akan rentan terserang flu dan batuk kembali. Untuk itu, dokter hanya memberi obat pengencer dahak dan lendir . Bayi belum bisa mengeluarkan dahak dan lendirnya sendiri, dahak dan lendir yang menyumbat hidung dan tenggorokannya akan tertelan kembali oleh sibayi. Dahak dan lendir nantinya akan dibuang bersama feses ataupun muntah. Setelah 3 hari meminum obat dari dokter tersebut anakku sembuh dari flu, memerlukan waktu 1 minggu untuk penyembuhan batuk dengan mengandalkan kekebalan tubuhnya sendiri.
DEMAM
Wah, badan dedek bayi panas. Dedek demam. Setelah diukur suhu tubuhnya, ternyata suhu tubuh dedek mencapai 38,5°C, padahal suhu tubuh normal bayi adalah 36,5°-37,5°C. Aku tentunya panik karena dedek terserang demam tinggi. Aku berusaha tidak panic dan mencari cara menurunkan demam bayi di internet. Hasilnya ternyata ampu. Dalam 2 hari dedek sudah hilang demamnya…HOREEE… Mau tau caranya?Aku memberinya ASI lebih sering dari bisaanya. Semakin banyak dedek minum ASI, dia semakin sering pipis dan panas tubuhnya mulai turun. Selain itu, aku mengompres badan dedek dengan air hangat. Hangatnya air harus lebih hangat dari suhu tubuh bayi.
Mengapa air hangat dan bukan air dingin?Saat dikompres air hangat, tubuh akan memberi sinyal ke otak bahwa lingkungan sedang panas, sehingga tubuh perlu didinginkan. Karena itu demam akan turun. Sebaliknya, jika dikompres dengan air dingin, tubuh akan member sinyal ke otak bahwa lingkungan sedang dingin dan tubuh perlu dihangatkan. Cara menghangatkannya bisanya dengan menggigil dan suhu tubuh bisa-bisa semakin tinggi. Selain itu air dingin juga dapat mengkerutkan pembuluh darah sehingga darah tidak mengalir lancar.
SUSAH BAB
Kepanikan terjadi lagi disaat bayiku memasuki usia 50 hari. Sudah 3 hari dia tidak pup. Aku sangat khawatir anakku knapa-knapa. Soalnya masalah ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bisaanya dalam 1 hari bayiku pup 2-4 kali. Ditambah lagi bayiku hanya mengkonsumsi ASI (ASI eksklusif) tanpa tambahan susu formula. Kasihan sekali bayiku jika diusianya yang masih sangat kecil mengalami konstipasi. Apakah ada yang salah dengan makanan yang aku (ibunya) konsumsi sehingga mengganggu pencernaannya?tetapi menurut informasi yang aku baca dari buku, internet maupun saran dari dokter, ibu menyusui tidak memiliki pantangan dalam makanan. Atau ada masalah dalam saluran cernanya?
Untuk menghilangkan kekhawatiran aku bertanya kepada saudaraku yang juga memiliki anak bayi. Mereka belum pernah mengalami masalah tersebut. Saudara yang lain pernah mengalami bayinya tidak pup selama 2 hari lebih tetapi diusia bayinya lebih dari 6 bulan dan telah mendapatkan makanan tambahan. Aku bertanya lagi ke bidan kenalan via sms. Katanya “bisaanya bayi pup tiap hari. Klo g pup ampe 2 hari lebih berarti fesesnya keras. Coba deh diselingkan dengan minum air putih”. Wah kekhawatiran bertambah. Memasuki hari ke-3 jika bayi ku belum pup lagi, aku berniat membawanya ke dokter anak. Ternyata di hari ke-3, bayiku pup. Wah senangnya hatiku, berarti masalah diperutnya beres. Namun, besoknya dedek bayi tidak pup lagi. Wah ini harus dicari tahu sumber masalahnya. Aku bertanya pada Mr.Google. Setelah mendapat artikel yg sesuai barulah masalahku terjawab.
Ternyata kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar bisaa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti bisaa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi). Itulah yang terjadi pada bayiku. Aku menjadi tenang dan akan terus memberikan ASI ekslusif pada bayiku tersayang J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar